Monday, April 10, 2017

Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman




I.                   PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang memerlukan cahaya penuh, tetapi dalam praktek budidaya di Indonesia, kacang hijau sering ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Cahaya penting bagi pertumbuhan tanaman, tetapi naungan sering menjadi faktor pembatas dalam budidaya tanaman, baik pada tanaman perkebunan,pertanian maupun kehutanan (Anonim. 2000).
Tanaman yang menerima intensitas cahaya lebih rendah (ternaungi) sampai pada batas tingkat naungan tertentu, tanaman tidak akan mampu berproduksi , misalnya pada sistem pola tumpangsari antara tanaman semusim (tanaman pangan) dengan tanaman tahunan (tanaman perkebunan), dimana kanopi daun tanaman tahunan dapat menutupi masuknya sinar matahariyang diperlukan oleh tanamandibawahnya (Hendra, Damanji. 2003).  
Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Dalam kondisi demikian, genotipe toleran diharapkan lebih berperan untuk memanfaatkan lingkungan tercekam intensitas cahaya rendah, selain itu juga untuk meningkatkan intensifikasi lahan, khususnya di lahan dengan intensitas cahaya rendah akibat ternaungi oleh tanaman. Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga dengan pertumbuhan kecambah kacang hijau juga mengalami hal tersebut (Paters, Bayer.2001).
Biji kacang hijau dikatakan mengalami pertumbuhan dan perkembangan jika sudah mulai berkecambah.Banyak orang membuat kecambah kacang hijau dengan cara konvensional, padahal pertumbuhan kecambah kacang hijau akan cepat mengalami perkembangan dan pertumbuhan dengan rangsangan yang berasal dari lingkungan seperti cahaya matahari yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kecambah kacang hijau (Tuti, J., 1994).
Dalam ekosistem terdapat dua macam komponen yang saling ketergantungan, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik . Komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia sedangkan komponen abiotik antara lain: udara, gas, angin, cahaya, matahari, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami mengadakan penelitian untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap perkecambahan kacang hijau karena kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat. Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap (Rahmat. Hidayat.1995).
B. Tujuan
Tujuan  dari praktikum ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau dam mengetahui perbedaan pertumbuhan antara biji kacang hijau pada cahaya yang terang dan biji kacang hijau pada cahaya yang gelap.
II.                TINJAUAN PUSTAKA
A.      Pengertian Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya matahari adalah kualitas cahaya matahari untuk membantu tanaman untuk tumbuh dan berfotosintesis. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia , hewan dan tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Tanaman memerlukan cahaya matahari tumbuh hijau. Dengan air tanpa cahaya matahari, tanaman akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan kekurangan air, meskipun saat disentuh, daunnya teraba amat basah. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan, namun efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap.
B.       Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Proses perttmbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
2.    Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatantersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola. 
Perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu. Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis). Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak (Salisbury , F.B. and C.W. Ross, 1992).
Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
C.      Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan, bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman. Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya (Mulyono,Bambang.2000).
Radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil pada tanaman dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil fotosintesis menjadikan bahan utama untuk proses pertumbuhan dan cadangan makanan tanaman.Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi. Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan sebagai cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya (Rajesh, Harjadi.1973).
Reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan Reaksi Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga Reaksi Blackman atau siklus Calvin ). Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun keduanya merupakan satu rangkaian reaksi  yang tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis (Sutojo, S., 1976).
D.      Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah faktor internal yang meliputi gen,dan hormone. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai dari proses perkecambahan yang diawali proses imbibisi (penyerapan air) yang berfungsi melarutkan cadangan makananan dan menginduksi aktivitas enzim hidrolitik.
Aktivitas enzim ini dikendalikan oleh gen. Aktivitas metabolik dalam perkecambahan juga dipengaruhi oleh gen. Hormon- hormone tersebut antara lain auksin yang berfungsi merangsang pembelahan sel-sel kambiun untuk membentuk xylem dan floem, dan meningkatkan perkembangan bunga dan buah. Giberelin yang berfungsi mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel, dan lain sebagainya. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah : Suhu, cahaya, air, .      pH (Derajat keasaman), Oksigen, Nutrisi, dan Kelembapan udara.
III.             PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari  ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 29 April 2013 pada pukul 10.00-11.40 WIB dan pengamatannya dilakukan pada tanggal 1 Mei 2013 – 5 Mei 2013.
B.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari  antara lain 1)polybag, 2) tanah, 3)biji kacang hijau, 4) penggaris, dan 5). Naungan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari  ini adalah modul penuntun praktikum dasar-dasar agronomi.

C.    Cara Kerja
Adapun langkah- langkah yang harus dilakukan dalam praktikum ini adalah :
1.      Sediakan 2 buah polybag yang sudah terisi tanah ¾ bagian polybag.
2.      Masukan 5 buah biji kacang hijau pada masing- masing polybag.
3.      Letakan satu polybag di tempat yang terlindungi dari cahaya matahari / dalam naungan dan satu polybag terkena cahaya matahari.
4.      Amati pertumbuhannya setiap dua hari.
B.  Pembahasan
Dalam praktikum kali ini diperoleh hasil yang cukup beragam dari pertumbuhan kacang hijau yang berada di dalam naungan dan di luar naungan. Pertumbuhan kecambah di tempat yang gelap lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan tanaman yang ditempatkan pada tempat terang. Adapun yang mempengaruhi perbedaan tersebut yakni cahaya. Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dan fotosintesis. Cahaya merupakan faktor yang menghambat proses pertumbuhan, sedangkan ditempat yang gelap terjadi etiolasi dimana pertumbuhan terjadi dengan sangat cepat.
Tanaman yang diletakkan ditempat gelap dapat tumbuh dengan cepat karena disebabkan oleh adanya aktivitas hormon auksin yang lebih besar dibandingkan pada tempat yang terang. Aktivitas hormon auksin dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Semakin sedikit cahaya matahari maka aktivitas hormon auksin akan semakin besar, dan sebaliknya semakin banyak cahaya matahari maka aktivitas hormon auksin akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena cahaya matahari dapat merusak hormon auksin. Hormon auksin berfungsi untuk memacu pemanjangan sel. Jadi semakin banyak aktivitas hormon auksin maka pertumbuhan tanaman akan semakin cepat dan sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditempatkan di daerah gelap lebih cepat dibandingkan di daerah terang. Namun, tumbuhan di tempat gelap akan tampak kuning, pucat, kurus, daunnya tidak berkembang, dan lama-lama akan mati.
Perbedaan warna pada pertumbuhan di tempat gelap dan terang dikarenakan tanaman pada tempat  yang gelap tidak dapat mempoduksi makanannya sehingga tanaman menjadi layu dan mati,Pada awalnya tanaman memiliki suatu bagian pada tubuhnya sebagai tempat cadangan makanan tetapi ketika cadangan itu habis maka tanaman akan menjadi layu karena tidak adanya sinar matahari.
Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat gelap menyebabkan hormon auksin tidak terhambat oleh cahaya matahari, sehingga pertumbuhannya cepat namun tidak mempunyai cukup cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis sehingga pertumbuhannya akan menurun. Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat teduh menyebabkan sebagian hormon auksin terurai oleh cahaya matahari sehingga pertumbuhannya tidak secepat di tempat gelap, namun tumbuhan ini mempunyai cukup cahaya untuk fotosintesis sehingga pertumbuhannya stabil. Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat terang  menyebabkan sebagian besar hormon auksin terurai oleh cahaya matahari jadi pertumbuhannya paling lama namun banyak mengandung nutrisi yang dihasilkan dari fotosintesis. Maka percepatan tumbuhan yang baik adalah kecambah yang berada di tempat teduh.
Karena pertumbuhan perkecambahan tersebut lebih baik, stabil dan normal.
Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar nya yaitu ,makanan adalah sumber energy juga sumber materi untuk menyintesis berbagai komponen sel, air adalah senyawa yang penting dalam tumbuhan dan sangat dibutuhkan, suhu tumbuhan memerlukan suhu tertentu untuk dapat berkembang dengan baik  yang di sebu tsuhu optimum , kelembapan,pengaruh kelembapan pada tiap tumbuhan berbeda-beda tergantung jenis tanaman, cahaya,tumbuhan memerlukan cahaya untuk dapat memproses fotosistesis dalam reaksi tersebut cahaya sangat berperan penting.
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari yang telah dilakukan,maka dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti berikut ini :
1.      Tanaman kacang hijau yang ditempatkan di daerah gelap atau cahaya kurang akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kacang kedelai yang diletakkan di tempat yang terang.
2.      Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap tumbuh lebih cepat panjang, namun dengan kondisi kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang.
3.      Kacang hijau dengan pengaruh cahaya lebih banyak akan tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek.
4.      Cahaya sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman khududnya pada proses fotosintesis.
5.      Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup.


B.     Saran
Dalam praktikum kali ini para praktikan harus bisa membedakan dengan baik antara pertumbuhan di tempat gelap dan terang dan mampu menganalisis factor- factor apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang HijauJakarta :Penebar Swadaya

Mulyono,Bambang.2000. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Kacang Hijau. Yogyakarta: Kanisius                                                                                     


Hendra, Damanji. 2003.Faktor pertumbuhan dan Perkembangan. Yogyakarta : Kanisius

Paters, Bayer.2001.Pertanian Masa Depan, Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan dengan       Input Luar Rendah.Yogyakarta : Kanisius


Rahmat. Hidayat.1995.Pertumbuhan dan Perkembangan. Yogyakarta : Kanisius


Rajesh, Harjadi.1973.Budidaya Tanaman, Departemen Agronomi : Institut       Pertanian Bogor


Sutojo, S., 1976, Agronomi Umum .Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor


Salisbury , F.B. and C.W. Ross, 1992, Plant Physiology . Wadsworth Publishing Company, Belmont , California
     

Tuti, J., 1994, Fungsi Tanaman. Fakultas Pertanian, UNIBRAW, Malang 

Budidaya Tanaman Jagung Manis Dan Kacang Tanah


Oleh :
SARDIANTO (05121007125)
A.        Latar Belakang
            Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Pengetahuan tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting untuk diketahui agar dapat dipahami pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif dan membedakan pengelompokan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, dan genetik.
Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.                          .
           
Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan dengan pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral dan pertumbuhannya menjadi cabang-cabang, dan ekspansi sistem perakaran tanaman. Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduktif dimulai dengan pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji terbentuk bersama dengan perkembangan buah. Pada beberapa spesies, bunga mulai terbentuk hanya dalam waktu beberapa bulan setelah ditanam. Kelompok tanaman ini secara agronomis digolongkan sebagai tanaman semusim. Pada beberapa spesies lainnya, bunga baru terbentuk setelah tanaman berumur beberapa tahun. Pada tanaman duku (Lansium domesticum) yang diperbanyak secara generatif, bunga terbentuk setelah tanaman berumur lebih dari 5 tahun. Tidak semua bunga pada satu individu tanaman akan berkembang menjadi buah, karena keberhasilan pembentukan buah ini tergantung pada proses penyerbukan dan kondisi lingkungan. Kelompok tanaman yang berbunga setelah berumur beberapa tahun digolongkan pada tanaman tahunan.Beberapa spesies tanaman hanya akan memasuki fase pertumbuhan generatif jika mendapat perlakuan lama penyinaran (panjang hari tertentu) atau suhu rendah.                          .
           
Secara umum, bunga akan berkembang menjadi buah setelah bunga tersebut mengalami penyerbukan, yakni peristiwa dimana tepung sari jatuh pada kepala putik. Walaupun perlu diingat bahwa buah pada spesies tanaman tertentu akan tetap tumbuh membesar walaupun tidak terjadi penyerbukan. Tidak semua bunga pada satu individu tanaman akan berkembang menjadi buah, karena keberhasilan pembentukan buah ini tergantung pada proses penyerbukan dan kondisi lingkungan.           
B.        Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat melakukan prinsip budidaya tanaman jagung manis
2. Mahasiswa dapat membandingkan produksi jagung manis yang ditanam dengan
     jarak tanam dan kepadatan populasi yang berbeda
3. Mahasiswa dapat melakukan cara panen tanaman jagung manis



II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pertumbuhan Vegetatif
            Fase  vegetative tanaman merupakan fase berkembangnya bagian vegetative dari suatu tanaman. Bagian vegetative dari tanaman adalah akar, batang dan daun.Fase pertumbuhan vegetatif mencakup pertumbuhan akar, batang, dan daun. dalam fase ini tanaman memerlukan banyak cadangan makanan (karbohidat) yang akan dirombak menjadi energy untuk pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan vegetative ini ada tiga aspek penting yang perlu dikeahui yaitu pembelahan sel (cell defision), pembelahan sel (cell enlargement) dan deferensiasi (penggandaan) (cell deferentation).Apabila tumbuhan ditanam dengan menggunakan bijinya, maka oertumbuhan vegetative diawali dari proses perkecambahan.
            Pada fase ini berhubungan dengan 3 proses : pembelahan sel, perpanjangan sel dan tahap pertama diferensiasi. Pada proses pembelahan sel, memerlukan karbohidrat dalam jumlah yang besar, karena dinding sel terbentuk dari selulosa dan protoplasmanya dari gula. Pembelahan sel terjadi dalam jaringan merismatis pada titik tumbuh batang daun ujung akar dan kambium.Untuk kegiatan perpanjangan sel, hal ini terjadi pada saat pembesaran sel, proses ini membutuhkan pemberian air yang cukup. Lalu hormon untuk merentangkan dinding sel. Dan yang terakhir adalah dengan adanya ketersediaan gula.
Diferensiasi adalah suatu situasi dimana sel-sel meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya. Merupakan proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel yang lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia, fisiologi, maupun struktural) Misalnya pada pembentukan jaringan xylem dan phloem.
Dalam satu daur pertumbuhan tanaman, fase vegetatif dan fase generatif saling bergantian.pertumbuhan vegetatife sendiri sudah dimulai sejak tanaman di tanam dalam media yang sudah paten. Hal ini berarti, sejak masa pembenihan dan perkecambahan. Setelah masa penyiangan maka pertumbuhan vegetatif baru akan berjalan secara maksimal. Pertumbuhan ini yaitu mulai tumbuhnya akar sejati yang sudah kuat dan berkembang terus kedalam tanah. Untuk batangnya sendiri juga akan terus bertambah besar dan tinggi.Jika pada tanaman yang berkambium, maka tanaman ini juga akan tumbuh melebar dan menjadi semakin keras. Pada daun sendiri akan terus bertambah sampai nanti memasuki fase generatifnya.
B. Struktur biji
Biji dilindungi oleh kulit biji yang terdiri atas jaringan-jaringan yang secara genetik identik dengan tanaman induknya dan biasanya berkembang dari integumen bakal biji, dalam beberapa biji, kulit biji dapat  menjadi satu dengan struktur-struktur lain, sebenarnya lebih merupakan bagian buah daripada biji. Pada tanaman padi-padian, biji adalah buah berbiji tunggal yang disebut kariopsis. Embrio biasanya merupakan hasil pembuahan dan karena itu secara genetik tak sama dengan tanaman induk atau paling sedikit secara potensial demikian. Suatu radikula dapat dikenali yang berkembang membentuk akar tumbuhan anak dan pluma berkembang membentuk tunas.

C.  Proses Perkecambahan
          Pertumbuhan pada tumbuhan spermatophyta diawal biji. Bentuk,ukuran, dan struktur biji bervariasi. Biji memilki tiga bagian, yaitu inti biji, tali pusar, dan kulit biji. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan bagian-bagian biji lainnya untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Biji dapat mengalami masa tidak aktif (dormansi) akibat kandungan air dalam biji yang rendah, yaitu 5-10%. Dormansi pada biji dapat dilihat pada kulit biji yang keras yang menghalangi penyerapan air dan oksigen. Dormansi sangat bermanfaat pada situasi yang tidak menguntungkan seperti suasana sangat dingin atau kekeringan. Pada kondisi tertentu yang memungkinkan biji untuk tumbuh, biji akan mengakhiri masa dormansinya dan mulai berkecambah (germinasi).
          Tahap awal perkecambahan dimulai pada saat biji menyerap air. Penyerapan air (imbibisi) terjadi melalui liang biji (mikrofil). Penyerapan air merupakan tahap penting dalam perkecambahan. Biji yang telah menyerap air akan membesar sehingga mengakibatkan robeknya kulit biji.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Akar
            Organ pertama yang terbentuk pada kebanyakan tanaman adalah akar. Pada saat perkecambahan, radikel akan tumbuh menembus kulit biji lebih dahulu dibanding hipokotil pada saat perkecambahan berlangsung pada kebanyakan spesies tanaman. Walaupun tentu terddapat beberapa spesies sebagai pengecualian. Radikel ini selanjutnya berkembang menjadi akar primer atau disebut akar tunggang (top root) pada tanaman dikotil. Pada tanaman monokotil, beberapa (1 sampai 4) akar seminal akan pula terbentuk dari embrio benih.
            Pertumbuhan lebih lanjut dari akar primer tergantung pada aktivitas dari meristem apikalnya. Pembelahan sel berlangsung sangat aktif pada bagian meristem akar ini. Bagian meristem akar ini dilindungi oleh tudung akar (root cap). Peranan tudung akar penting sekali dalam proses pemanjangan akar, pada saat akar melakukan penetrasi ke dalam tanah. Tudung akar juga menghasilkan sejenis bubur polisakarida yang disebut musigel (mucigel) yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah penetrasi akar dalam tanah. Musigel juga mungkin penting artinya dalam mengikat mikroorganisme tanah untuk bersimbiosis dengan akar tanaman, misalnya jamur mikoriza dan bakteri Rhizobium.
E.  Pertumbuhan dan Perkembangan Batang
            Pada batang yang sedang aktif tumbuh, zona pembelahan sel (meristem) terletak lebih jauh dari ujung batang, dibanding posisi meristem pada akar. Pada tanaman gimnosperma dan dikotil, pembelahan dan pembesaran sel terjadi pada jaringan yang terletak beberapa sentimeter dari ujung batang. Ada yang dilaporkan terjadi pada posisi sejauh 10 cm dari ujung batang.
            Pada tanaman rumput-rumputan (graminae), pembelahan dan pembesaran sel dapat terjadi jauh dari ujung batang, tetapi hanya pada posisi tertentu, yakni pada bagian pangkal masing-masing ruas (internode) batang. Zona meristematik pada pangkal ruas ini disebut meristem interkalari (intercalary meristem), karena terletak antara jaringan-jaringan tua yang sel-selnya tidak lagi aktif membelah diri. Dengan demikian, masing-masing ruas terdiri dari sel-sel tua pada bagian atas dan sel-sel muda pada bagian bawah.

F.  Pertumbuhan dan Perkembangan Daun
Tanda awal dari perkembangan daun pada tanaman gimnosperma dan angiosperma umumnya adalah pembelahan sel pada 3 lapisan sel terluar pada ujung batang (shoot apex). Pembelahan secara periklinal yang diikuti pembesaran sel-sel yang muda akan membentuk primordia daun. Pembelahan sel secara antiklinal yang berlangsung kemudian akan memperluas permukaan primordia daun ini.
            Primordia daun berkembang pada posisi yang teratur (tidak secara acak) pada ujung batang. Masing-masing spesies mempunyai tata letak posisi daun (filotaksis atau phyllotaxis) yang spesifik. Faktor yang menyebabkan tata letak daun masih perlu pengkasijan lebih mendalam. Ada 2 teori yang dikembangkan untuk menjelaskan tentang keteraturan tata letak daun. Teori pertama, primordia daun yang telah terbentuk akan menghasilkan suatu senyawa penghambat (inhibitor) yang berperan mencegah terbentuknya primordia daun lain pada zona di sekitar primordia daun yang telah terbentuk tersebut. Diasumsikan bahwa senyawa penghambat ini akan berangsur-angsur terurai setelah berdifusi cukup jauh dari primordia daun yang menjadi sumbernya. Teori kedua, primordia daun akan berkompetisi dalam memanfaatkan ruang, dimana primordia daun akan terbentuk jika cukup ruang tersedia untuk perkembangannya.
           
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


A.        Tempat dan waktu
            Budidaya tanaman agronomi fase pertumbuhan vegetatif tanaman jagung dan kacang tanah  ini dilaksanakan di Lahan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2013 pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.40 WIB.

B.        Alat dan bahan
            Alat yang digunakan adalah pensil, pena, pensil gambar, penghapus, modul dasgron dan penggaris.
            Bahan  yang digunakan adalah benih jagung, kacang tanah, pupuk,dan air.

C.        Cara kerja
            Adapun cara kerja yang harus dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Tanamlah tanaman yang akan diamati ( jagung manis dan kacang tanah )
2. Rawat dan jaga tanaman tersebut sampai akhir pertumbuhan fase vegetatif
3. Catatlah hasil pengamatan yang sesuai dengan tabel yang ada pada modul dasgron dari awal penanaman hingga fase akhir pertumbuhan vegetatif tanaman.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A.        Hasil
Pengamatan Organ Pertumbuham Vegetatif Pada Jagung
a.       Tanaman Sampel I
Tanggal
Pengamatan
Ke -
Umur
Tanaman
Jumlah Daun
(helai)
Tinggi
Tanaman (cm)
16/4/2013
I
1 minggu
4 helai
28 cm
23/4/2013
II
2 minggu
4 helai
39 cm
30/4/2013
III
3 minggu
5 helai
57 cm
7/5/2013
IV
4 minggu
5 helai
78 cm
14/5/2013
V
5 minggu
6 helai
96 cm

b.      Tanaman Sampel II
Tanggal
Pengamatan
Ke -
Umur
Tanaman
Jumlah Daun
(helai)
Tinggi
Tanaman (cm)
16/4/2013
I
1 minggu
5 helai
38 cm
23/4/2013
II
2 minggu
6 helai
54 cm
30/4/2013
III
3 minggu
7 helai
72 cm
7/5/2013
IV
4 minggu
7 helai
98 cm
14/5/2013
V
5 minggu
8 helai
123 cm

c.       Tanaman Sampel III
Tanggal
Pengamatan
Ke -
Umur
Tanaman
Jumlah Daun
(helai)
Tinggi
Tanaman (cm)
16/4/2013
I
1 minggu
4 helai
25 cm
23/4/2013
II
2 minggu
5 helai
47 cm
30/4/2013
III
3 minggu
5 helai
60 cm
7/5/2013
IV
4 minggu
6 helai
115 cm
14/5/2013
V
5 minggu
6 helai
        124 cm



d.      Tanaman Sample IV
Tanggal
Pengamatan
Ke -
Umur
Tanaman
Jumlah Daun
(helai)
Tinggi
Tanaman (cm)
16/4/2013
I
1 minggu
6 helai
38 cm
23/4/2013
II
2 minggu
7 helai
65 cm
30/4/2013
III
3 minggu
8 helai
80 cm
7/5/2013
IV
4 minggu
8 helai
        128 cm
14/5/2013
V
5 minggu
9 helai
        158 cm


e.       Tanaman Sampel V
Tanggal
Pengamatan
Ke -
Umur
Tanaman
Jumlah Daun
(helai)
Tinggi
Tanaman (cm)
16/4/2013
I
1 minggu
4  helai
24 cm
23/4/2013
II
2 minggu
5 helai
50 cm
30/4/2013
III
3 minggu
7 helai
74 cm
7/5/2013
IV
4 minggu
7 helai
78 cm
14/5/2013
V
5 minggu
7 helai
147 cm

Pengamatan Organ Pertumbuham Vegetatif Pada Kacang Tanah
Tanggal
Tanaman
Sampel
Umur
Tanaman
Jumlah
Tangkai
Tinggi
Tanaman (cm)

14 Mei 2013
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
16 tangkai
25 tangkai
15 tangkai
20 tangkai
15 tangkai
25 tangkai
16 tangkai
20 tangkai
15 tangkai
13 tangkai
30 cm
34 cm
42 cm
33 cm
46 cm
22 cm
35 cm
40 cm
25 cm
34 cm

B.        Pembahasan
     Jagung merupakan tanaman semusim. Tanaman ini dapat tumbuh baik bila kebutuhan tanaman terpenuhi. Tanaman dalam kehidupannya memerlukan unsur hara agar dapat tumbuh lebih baik. Unusr hara dapat diperoleh dari dalam tanah yang berasal dari mineralisasi batuan induk maupun pelapukan bahan organik. Jumlah hara yang terkandung dalam tanah menunjukkan tingkat kesuburannya. Makin banyak jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman, maka semakin subur tanah tersebut.
     Didaerah yang memiliki kandungan hara sedikit, sehingga tidak tersedia bagi tanaman diusahakan agar unsur hara ditambah melalaui pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan memberikan unsur hara kedalam tanah sehingga unsur hara tersebut tersedia bagi tanaman. Pemberian pupuk sangat berpengaruh terhadap tanaman, terutama cara pemberiannya. Dalam praktik dilapangan pemberian pupuk dapat dilakukan dengan menugal, menyebar dan membuatnya dalam paritan. Ketiga cara pemberian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu perlu dilakukan percobaan agar dapat dimengerti kekurangan dan kelebihan masing-masing cara tersebut.
       Penanaman tanaman jagung dilapangan harus memperhatikan jarak tanaman. Jarak tanam maksimum akan berpengaruh negatif kepada tanaman, sedangkan jarak tanam minimum, akan akan berpengaruh negatif. Jarak tanam yang baik adalah jarak tanam optimum. Penerapan jarak tanam, selain berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara dan ketersediaannya,juga berpengaruh terhadap populasi tanaman. Jarak tanam yang berbeda akan berpengaruh terhadap populasi tanaman. Oleh karena itu dalam praktik ini diharapkan mahasiswa dapat menghitung atau memperkirakan populasi tanaman yang ada.
            Dari pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dibedakan dua fase yaitu: fase vegetatif dan fase generatif. Fase vegetatif dimulai dari fase kecambah dilanjutkan denagn fase vegetatif,akar batang daun yang cepat pada akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadi lambat sehingga dinamai fase generatif,dalam fase vegatatif ini tanaman jagung membutuhkan banyak air. Fase generatif dinamai dengan pembentukan primordia. Proses pembungaan yang mencakup pristiwa penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan yang terjadi pada tanaman jagung biasannya di bantu dengan angin, yaitu dengan cara menebarkan tepung sari kemudian menjatuhkan pada tangkai. Letak bunga jantan dan bunga betina tidak berada di satu tempat,bunga jantan pada ujung batang yang sedang berbunga, sedangkan bunga betina berada dipertengahan batang atau tongkol.

a. Populasi Per Satuan Luas

            Dalam pertumbuhan jagung yang ditanam di lahan perkebunan Universitas Sriwijaya, bahwa jarak tanam jagung tersebut berukuran 60x70 cm dan tanaman kacang tanah adalah 40x20 cm.

b. Jumlah Benih Perlubang Tanam
            Jumlah benih perlubang tanam dalam setiap petak lahan berbeda-beda. Dalam petak pertama dalam setiap lubang nya diisi tiga benih jagung. Dalam petakan yang kedua diisi dua benih jagung. Ini dilakukan agar pada saat jagung berumur satu minggu dapat dipilih mana tanaman jagung yang dapat hidup tumbuh dan dipilih berdasarkan tumbuh yang paling bagus.
            Dalam percobaan ini di lakukan penanaman jagung dengan dua petak tanam dimana petak satu di tanam dua benih per lubang dan petak dua di tanam tiga benih per lubang.Setelah dilakukan penanaman benih dan tumbuh dilakukan penyeleksian tanaman yang di anggap bagus pertumbuhannya dengan memotong salah satu tanaman yang di anggap tidak bagus pertumbuhannya,dimana petak satu pada awal tanamnya dua tanaman manjadi satu tanaman dan petak dua pada awal tanamnya tiga tanaman menjadi dua tanaman.Hal ini dilakukan agar tanaman yang tumbuh adalah tanaman yang berkwalitas bagus.
c. Pengolahan tanah
            Pengolahan tanah pada lahan pertama - tama adalah dengan cara pembersihan atau pembabatan gulma yang dapat mengganggu penyerapan unsur – unsur hara di dalam tanah sehingga tidak terjadi persaingan dan kemudian melakukan penggemburan dengan cara dicangkul dan dinaikkan tanah nya .penaikkan tanah dilakukan agar tanah lebih gembur .dan dibuat batas - batas atau petak tanaman.
d. Penanaman tanaman jagung
            Pembuatan lubang tanam jagung yang digunakan adalah suatu alat yang disebut tugal atau alu. Tugal atau alu ini terbuat dari kayu yang salah satu ujungnya dibuat runcing. Tugal bermata tunggal.
            Cara menggunakan alat tersebut adalah menancapkan ujung nya kedalam tanah sesui dengan jarak tanam yaitu 40 cm x 60 cm. Adapun kedalaman penugalan tersebut sangat tergantung pada kelengasan tanahnya yaitu sekitar 2,5 cm - 5 cm. Setelah lubang tanam terbentuk , benih yang telah dipersiapkan sebelumnya dimasukkan kedalam lubang sesuai dengan jumlah lubangnya. Pada petak 1 diberi 2 benih jagung sedangkan pada petak 2 diberi 3 biji pada lubang tanam. Selanjutnya, lubang yang telah ada benihnya ditutup dengan sedikit tanah yang gembur.
e. Penyulaman
            Satu minggu setelah tanam ,ada tanaman jagung yang tidak tumbuh atau mati maka dilakukanlah penyulaman. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang sama. Yang ada pada lubang tanaman yang tanaman nya berlebih. Dan dipindahkan pada lubang yang tanaman mati atau tidak tumbuh. Jagung yang tidak tumbuh atau mati bisanya , selain karena adanya serangan hama dan penyakit ,bias juga karena kelengasan tanahnya yang rendah (kekeringan).
f. Penyiangan
            Penyiangan dimaksudkan untuk membersihkan / menghilangkan tumbuhan pengganggu (gulma)yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman jagung. Dan juga pengurangan jumlah tanaman pada tiap lubang karena tiap lubang segaja benih ditaruh berlebih satu karena mengantisipasi tanaman yang tidak tumbuh. Sehingga setiap lubang pada petak pertama terdapat 1 tanaman dan setiap lubang pada petak 2 terdapat 2 tanaman . penyiangan pertam kali dilakukan pada waktu tanaman jagung berumur kira – kira 14 hari setelah tanam. Dan untuk penyiangan gulma berikutnya dilakukan pada saat ada anggota kelompok berada pada pembagian waktu penyiraman.
g. Penyiraman
            Penyiraman dilakukan dilakukan mulai dari tanaman jagung tumbuh dan disiram tiap hari pada sore hari sekitar pada pukul 15.00 – 18.00. dan banyaknya air yang disiram tergantung pada orang yang piket pada hari itu berbeda – beda .
h. Pemupukan
            Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali. Yang pertama dilakukan pada saat jagung di tanam. Dosis pupuk saat pemupukan pertama adalah Urea 83 kg/ ha atau 50 gr/petak, Sp36 150 kg/ ha atu 90 gr/petak dan KCl 75 kg/ ha atau 45 gr/petak. Pemupukan yang kedua dilakukan 4 minggu setelah tanam, pupuk yang di berikan adalah pupuk Urea dengan dosis 167 kg/ha atau 100 gr/petak. Pupuk diberikan dengan cara larikan pada tiap-tiap baris tanaman. Untuk Urea pada pemupukan pertama tiap barisan di berikan 12,5 gr/ baris. Tsp di berikan 22,5 gr/ baris dan KCl diberikan 11,25 gr/baris. Pada pemupukan yang kedua pupuk urea yang di berikan 25 gr/ baris.
i.  Tinggi tanaman
            Pengukuran tinggi tanaman jagung merupakan pengukuran terhadap prosespertumbuhan atau proses vegetative. Pengukuran ini dilakukan pada minggu ke 2 setelah penanaman hingga batas akhir proses vegetative yakni ditandai dengan munculnya malay , malay menandakan bahwa tanaman jagung telah mengalami proses generative. Teknis pengukuran tinggi tanaman jagung yakni dari pagkal batang sampai titik akhir tumbuh yakni pada daun terpanjang.

j. Lebar daun
            Pengukuran lebar daun dilakukan pada minggu ke 5 dari penanaman. Lebar daun yang diukur adalah lebar daun ke enam , hal ini dilakukan karena daun ke enam merupakan indicator pertumbuhan yang lebih baik dari daun lainnya. Teknis pengukuran yakni ukuran terlebar dari daun ke enam tersebut. Pengukuran lebar daun sampai batas akhir proses vegetative pada jagung yakni sampai muncul malay.
k. Munculnya malay
            Munculnya malay merupakan pertanda bahwa jagung telah melewati masa proses vegetative. Perhitungan jumlah yakni dihitung pada kedua petak percobaan sebanyak 18 malay. Pada masing – masing petak artinya ada 36 malay yang dihitung.
l. Jumlah tongkol
            Jumlah tongkol diperoleh dari tanaman jagung yang telah mengalami pembuahan . dan dihitung keseluruhan buah yang di hasilkan tanaman jagung.
m. Analisis data.
            Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variable yang diamati maka data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara statistic menggunakan analisi ragam atau perbandingan untuk semua pengukuran.

           
V.        KESIMPULAN DAN SARAN


A.        Kesimpulan
            Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Jagung yang di tanam sebanyak 2 perlubang menghasilkan lebih baik dalam pertumbuhan maupun hasil
2. Tanaman itu juga dapat tumbuh normal apabila tiap tanaman itu mendapat  perlakuan yang sama dari segi pemupukan penyiraman dan lain - lain
3. Benih merupakan komponen agronomi, dan komponen yang penting dalam pengelolaan lapang produksi
4. Dari pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dibedakan dua fase yaitu: fase vegetatif dan fase generatif.
5.  Unsur hara dapat diperoleh dari dalam tanah yang berasal dari mineralisasi batuan induk maupun pelapukan bahan organik.

B.        Saran
            Agar praktikum berjalan dengan lebih efisien dan sesuai dengan tujuan, sebaiknya agar lebih lanjut dilakukan penelitian yang dalam , dan laporan ini sebagai bahan dalam pembudidayaan jagung selanjutnya . Pada proses pengisian data dan hasil praktikum, dilakukan observasi atau pengamatan secara langsung terhadap pertumbuhan jagung dan tanaman kacang tanah yang menjadi objek.

DAFTAR  PUSTAKA


Mugnisjah, Wahyu, Q dan Asep, Setiawan. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta. 
Setiyono, Agus. 2008. Pengaru Unsur Nitrogen Terhadap Kadar Protein Beras.      http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 18 Juni 2009, pukul 11.45 WIB.

Sutoro dan Makarim. 2007. Bentuk Tajuk Berbagai Varietas Padi dan Hubungannya dengan        Potensi Produksi. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 15 (2) : 1-4.

Suyana, J dan Heri, W. 2002. Studi kualitas air dan sumbangan hara dari irigasi Sidorejo-Jawa Tengah pada Budidaya Padi Sawah. Jurnal Penelitian Ilmu Tanah dan Agroklimatologi. 1(2) : 1-6

Suyo, 1999. Perkecambahan tanaman. Jakarta : Pt Tiga Serangkai

Wayandaryanto. 2008. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Huyada. Jakarta.